Loading...
INDONESIA
Penulis: Francisca Christy Rosana 07:55 WIB | Jumat, 14 November 2014

Presiden Jokowi Lanjut ke Australia

Presiden Republik Indonesia 2014 - 2019 Ir. H. Joko Widodo (Foto: Dok Satuharapan.com/Antara)

NAY PYI TAW, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo pada Kamis (13/11) malam meninggalkan Nay Pyi Taw, Myanmar dan melanjutkan kunjungannya ke Brisbane, Australia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20.

Presiden Jokowi dan rombongan dijadwalkan transit di bandara Ngurah Rai, Bali pada Jumat (14/11) dan akan tiba di Brisbane sekitar pukul 14.50 waktu setempat.

Sementara itu, kepada wartawa di Nay Pyi Taw, Myanmar  tadi malam, Presiden Jokowi mengemukakan dalam pertemuannya dengan sejumlah pemimpin negara sahabat di Beijing dan Nay Pyi Taw, ia banyak menerima tawaran kerjasama bidang maritim. Tawaran tersebut dinilai Presiden sebagai hal yang sangat potensial dan harus didorong agar dapat diimplementasikan dan lebih konkret.

“Memang yang menarik negara-negara yang lain yang berkaitan dengan Indonesia adalah poros maritim dan mereka ingin untuk bisa ikut bersama-sama, ada yang ingin menghubungkan misalnya kayak jalur Sutera Lautnya abad 21 dari Tiongkok ingin disinggungkan atau dihubungkan, memang kita teknisnya belum sampai kesana. Nanti tim teknis sudah ketemu baru bisa sambung,” kata Presiden.

Selain Tiongkok, menurut Jokowi negara lain yang tertarik untuk menjalin kemitraan dengan Indonesia di bidang maritim adalah Korea Selatan dan India.

“Seperti India sendiri ingin mengajak kerja sama di bidang pertahanan maritim ini saya kira kalau Korea (Selatan-Red) saya kira sudah. Dari Tiongkok juga ingin masuk ke industri maritim kita. Saya kira mereka memandang karena wilayah kita besar, dua pertiga dari wilayah Indonesia laut, samudera, saya kira itu menarik minat mereka untuk masuk,” Presiden memaparkan.

Kerja sama di bidang kelautan, kata Presiden, merupakan hal yang sangat luas bisa di bidang perikanan, gas alam, minyak mentah dan komoditas lainnya. Namun, Presiden menegaskan apapun bentuk kerja sama yang dijalin harus sebesar-besarnya menguntungkan Indonesia.

“Tapi kita harus punya kalkulasi, perhitungan yang untung siapa, sekarang harus berhitung seperti itu, mereka berapa persen kita berapa persen. Jangan sampai semua yang dapat sana. Kelihatannya rame banget, tapi kita nggak dapat apa-apa, ya untuk apa,” Jokowi menegaskan. (Ant/setkab.go.id)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home