Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 22:48 WIB | Minggu, 08 Desember 2013

Dalai Lama Tidak Hadiri Acara Penghormatan untuk Mandela

Dalai Lama. (Foto dari mg.co.za)

DHARAMSALA, SATUHARAPAN.COM – Tokoh spiritual Tibet, Dalai Lama, kemungkinan tidak bisa menghadiri pemakaman Nelson Mandela yang direncanakan pada hari Minggu (15/12) mendatang. Dalai Lama sendiri telah lama ingin mengunjungi Mandela.

Beberapa waktu lalu pemerintah Afrika Selatan  menolak memberikan visa untuk Dalai Lama mengunjungi negeri itu. Dan hal ini telah mengundang kecaman yang keras dari Bhishop Desmond Tutu terhadap pemimpin partai Kongres Nasional Afrika (ANC) dan Presiden Afsel, Jacob Zuma.

Dengan kesulitan itu, Dalai Lama tidak merencanakan untuk pergi ke upacara peringatan dan pemakaman bagi Nelson Mandela, seperti diungkapkan juru bicara Dalai Lama.

Dalai Lama telah dua kali sejak tahun 2009 ingin mengunjungi Afrika Selatan, namun dua kali juga permohonan visanya ditolak. Rencana kunjungan itu adalah untuk bertemu dengan sesama pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, kata juru bicaranya, hari Minggu (8/12)

"Dia tidak memiliki rencana untuk pergi," kata juru bicara, Tenzin Takhla, kepada AFP, di Daramsala, di puncak bukit  di India utara di mana pemimpin spiritual Tibet itu bermarkas dan menjalankan pemerintahan Tibet di pengasingan.

Takhla tidak mengatakan mengapa Dalai Lama tidak akan menghadiri upacara peringatan nasional Mandela pada Selasa (10/12) atau  pada upacara pemakaman di rumah masa kecilnya dari Qunu pada Minggu (15/12).

Tekanan China

Dalai Lama secara kontroversial ditolak visanya ke Afrika Selatan pada tahun 2011 setelah diundang untuk memberikan ceramah sebagai bagian dari perayaan untuk ulang tahun ke-80 dari sesama aktivis anti  apartheid  dan pemenang Nobel Perdamaian, Nelson Mandela dan Desmond Tutu.

Sebelumnya, Dalai Lama ditolak masuk Afrika Selatan pada tahun 2009. Masalah ini diduga kuat akibat tekanan China terhadap Dalai Lama dan Afrika Selatan.

Dalai Lama berbasis di India bagian utara sejak dia melarikan diri dari China pada tahun 1959, setelah gagalnya pemberontakan anti pemerintah Beijing di Tanah Airnya.

China berusaha untuk mengekang perjalanan ke luar negeri Dalai Lama, dan memperingatkan pemerintah asing untuk setiap kunjungan oleh pemimpin spiritual ini, dengan ancaman akan membahayakan hubungan diplomatik.

Beijing menuduh Dalai Lama menjadi seorang separatis dan mengobarkan masalah di Tanah Airnya. Dalai Lama mengatakan dia hanya berusaha untuk mendapatkan otonomi yang lebih besar bagi umatnya, dengan cara-cara non kekerasan.

Mengagumi Mandela

Dalam pernyataan resminya melalui surat yang disampaikan kepada keluarga Nelson Mandela, Dalai Lama menyatakan kesedihan yang mendalam atas meninggalnya Nelson Mandela.

"Dalam kematian dunia, kita telah kehilangan seorang pemimpin besar yang tabah dan gigih dengan tekad memainkan peran penting dalam mengamankan perdamaian dan rekonsiliasi selama masa transisi Afrika Selatan dari kekuasaan apartheid. Di bawah kepemimpinannya, Afrika Selatan berubah melalui cara-cara damai, dalam semangat rekonsiliasi."

Dalai Lama juga mengatakan bahwa dia secara pribadi akan kehilangan seorang teman, yang dia sangat berharap untuk bertemu, dan sia mengagumi serta  menghormati Mandela.

Dalam suratnya, Dalai Lama mengatakan, "Dia (Mandela-Red.) orang yang memiliki keberanian, integritas dan  prinsip yang tak diragukan lagi, manusia yang besar, seseorang yang  kita bisa benar-benar mengatakan bahwa "hidupnya bermakna."

“Saya berdoa untuk dia dan menawarkan sepenuh hati saya belasungkawa kepada Anda, anggota keluarga dan seluruh rakyat Afrika Selatan,” kata Dalai Lama.

Dalai Lama menyatakan bahwa meskipun Nelson Mandela telah pergi secara fisik, semangatnya akan tetap tinggal. Penghargaan terbaik yang dapat diberikan kepadanya adalah  melakukan apapun yang bisa untuk berkontribusi menghormati kesatuan umat manusia dan bekerja untuk perdamaian dan rekonsiliasi seperti yang dia lakukan. (dalailama.com / AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home