Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 00:03 WIB | Selasa, 30 Desember 2014

Januari 2015 Harga BBM Jadi Rp 7.000?

Komaidi Notonegoro (Foto:jpnn.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil hari ini (29/12) mengatakan Pemerintah pada awal tahun 2015 akan mengumumkan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi.

Penyesuaian itu berkaitan dengan langkah Pemerintah akan menerapkan kebijakan subsidi tetap, yang diharapkan akan menjadi kebijakan parmanen dalam penentuan harga BBM Bersubsidi.

Dengan subsidi tetap, harga BBM Bersubsidi akan mengikuti perkembangan harga pasar internasional. Pemerintah hanya menetapkan besaran subsidi.

"Intinya kebijakan ini mudah-mudahan menjadi kebijakan yang permanen, kita akan lanjutkan dan akan umumkan setelah tahun baru," kata Sofyan seusai memimpin rapat koordinasi di Kantor Menteri Koordinator Perekonomian, Jalan Dr. Wahidin, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (29/12).

Beberapa pekan sebelumnya, Sofyan Djalil mengisyaratkan bahwa penerapan subsidi tetap tersebut akan dimulai pada tanggal 1 Januari 2015, namun masih menunggu persetujuan presiden.

Hari ini Kepada sejumlah wartawan di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, ia mengatakan bahwa masyarakat akan mendapatkan harga baru BBM Bersubsidi per 1 Januari 2015.

Dimungkinkan Turun jadi Rp 7.000

Menurut Komaidi Notonegoro, wakil direktur Reforminer Institute, sebuah lembaga kajian energi di Jakarta,   dalam 10 tahun terakhir pemerintah selalu melakukan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Salah satu penyebabnya adalah perubahan harga minyak yang berdampak terhadap besaran subsidi BBM.

Itu sebabnya, menurut Komaidi, pemberlakuan subsidi tetap dapat mengurangi ketidakpastian penyusunan APBN. Sebab dengan kebijakan subsidi tetap, alokasi APBN terhadap subsidi menjadi relatif permanen. Dengan demikian, tidak perlu perubahan yang terlalu sering pada APBN.

Selain itu, menurut Komaidi, dengan pemberlakuan fixed subsidy, harga jual BBM di pasaran dalam negeri lebih mendekati harga keekonomian di pasar internasional.

Menurut Komaidi, dengan sistem subsidi tetap, pemerintah hanya menetapkan besaran subsidi. Misalnya, Rp2000 per liter, seperti besaran subsidi yang terjadi sekarang. Jika demikian, menurut dia, harga BBM Bersubsidi di dalam negeri akan bergerak sesuai dengan harga BBM di pasar internasional dikurangi dengan Rp 2000.

"Misalnya, jika harga BBM di pasar internasional Rp 10.000 per liter, berarti harga di pasar dalam negeri menjadi Rp 8.000 per liter," kata Komaidi dalam percakapan dengan satuharapan.com.

Demikian pula, apabila harga BBM di pasar internasional naik, katakanlah menjadi RP 11.000 per liter, maka BBM Bersubsidi di dalam negeri naik menjadi Rp 9000 per liter.

Menurut Komaidi, apabila pemerintah menerapkan subsidi tetap saat ini, harga BBM Bersubsidi di dalam negeri diperkirakan turun, mengingat kecenderungan harga di pasar internasional dewasa ini juga turun.

Komaidi mengatakan, salah satu patokan untuk melihat harga BBM di pasar internasional adalah harga yang dipatok oleh SPBU Shell di Indonesia.

Komaidi memperkirakan harga BBM pasar internasional saat ini sudah berkisar di angka Rp 9.000 hingga Rp 10.000 per liter. Jika diambil rata-rata dalam tiga bulan terakhir, ia memperkirakan kisarannya bisa di angka Rp 9.000 an, Maka apabila pemerintah menetapkan subsidi tetap sebesar Rp 2.000 per liter, Komaidi memperkirakan harga Premium sesudah penerapan subsidi tetap akan berada di kisaran Rp7.000 per liter.

"Meskipun harus tetap dicatat, bahwa ini masih tergantung pada kurs rupiah terhadap dolar AS. Kalau kursnya memble, tembus ke Rp 13.000 per dolar, susah juga," tutur Komaidi.

Komaidi mengatakan, patokan penentuan harga pasar internasional biasanya mengacu pada harga rata-rata pada tiga bulan sebelumnya. "Jadi harga yang berlaku hari ini, biasanya didasarkan pada harga rata-rata tiga bulan sebelumnya," kata dia.

Desakan agar pemerintah memberlakukan fixed subsidy belakangan ini semakin kuat. Terakhir, Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin oleh Faisal Basri, memberi rekomendasi agar pemerintah memberlakukan subsidi tetap.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pemberlakuan subsidi tetap adalah memberikan kepastian bagi anggaran pemerintah. Dengan subsidi tetap, alokasi APBN untuk subsidi relatif sudah dapat ditetapkan dan tidak mengalami fluktuasi.

Baca juga:
Kado Natal Terindah Rakyat AS: Harga BBM Turun
Harga Minyak Dunia Jatuh, Pemerintah Pertimbangkan Sesuaikan Harga BBM
Penurunan Harga BBM masih Dimungkinkan
Harga Premium jadi Rp 7.000 Bila Subsidi Tetap Diberlakukan
Pertamina: Harga Keekonomian BBM Rp 9.200

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home