Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:15 WIB | Rabu, 22 Juli 2015

Ke Mana Perginya Sampah Kota New York?

Ilustrasi: tumpukan sampah di kota New York AS. (Foto: .vosizneias.com)

BROOKLYN, SATUHARAPAN - Dengan populasi Planet Bumi ini yang terus berkembang, tumpukan sampah yang diproduksi manusia pun bertambah. Ke mana perginya semua sampah itu? Di New York City, sampah bukannya mengganggu, tapi malah dapat menjadi berguna, bahkan menguntungkan.

Populasi New York kini hampir mencapai 8,5 juta orang. Setiap hari, semua orang meninggalkan tumpukan sampah. Ke mana sampah itu pergi? Ternyata, ke Sims Municipal Recycling Facility di Brooklyn, yang menampilkan teknologi terbaru pengolahan sampah.

Setiap bulan, fasiltas itu memproses 20,000 ton logam, plastik, dan kaca.

Progam daur ulang di New York City, mendorong warga New York untuk memilah botol dan kaleng dalam kantong terpisah. Layanan pengumpulan sampah di dalam kota lalu membawa kantong tersebut ke Sims Municipal Recycling di Brooklyn. Namun, hanya 20 persen warga New York memilah sampah mereka untuk didaur ulang. Manajer Sims General, Tom Outerbridge, mengatakan ini karena populasi kota yang sangat beragam dan tingkat perpindahan penduduk yang tinggi di kota ini.

“Semua ini membuat tantangan untuk program daur ulang yang mungkin tidak menjadi masalah di masyarakat yang lebih homogen di pinggiran kota. Namun, walaupun banyak tantangan, Kota New York melakukan pekerjaan cukup baik," kata Outerbridge.

Mesin yang disebut “Liberator (Pembebas)" ini merobek kantong plastik, dan mengirimkan isinya untuk disortir. Sebuah magnet besar menarik barang yang terbuat dari besi dan mengalihkan ke tempat terpisah. Peralatan ini memecahkan kaca yang “mengapung” ke arah lainnya.

“Pemisah balistik memiliki panel di dalamnya yang bergerak seperti berikut ini, barang-barang dua dimensi berjalan ke panel tersebut, contohnya, kertas dan kantong plastik. Sementara, barang-barang tiga dimensi seperti botol dan kaleng, bergulir di panel lainnya,” kata Eadoin Quinn.

Pemindai optik yang berharga sekitar $100 ribu (Rp 1,3 miliar) itu adalah bagian dari proses yang paling berteknologi dan canggih. Peralatan itu diprogram untuk mengidentifikasi jenis objek tertentu seperti botol air plastik dan botol susu. Ketika pemindai “melihatnya”, ia akan mengirim sinyal ke puluhan pancuran udara di ban berjalan untuk ditiupkan ke tempat penampungan terpisah.

Orang-orang yang bekerja di pusat daur ulang itu mengatakan, “Kami bekerja dengan bahan yang dianggap sampah oleh semua orang, namun sebenarnya bahan-bahan ini bisa didaur ulang.” Mereka berupaya menjadikan bumi tempat yang lebih baik. 

Pusat daur ulang itu juga memberi contoh yang baik dalam fasilitasnya. Tempat itu dilengkapi panel surya di atap dan turbin angin di depan pintu masuk. Bersama-sama, mereka menyediakan hampir 20 persen dari energi yang diperlukan untuk menjalankan pabrik. (voaindonesia.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home