Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 12:00 WIB | Sabtu, 20 September 2014

Bebaskan Siswi Nigeria, ICRC Negosiasi dengan Boko Haram

Boko Haram diduga menawan lebih dari 220 siswi setelah menculik mereka dari kota utara-timur dari Chibok pada pertengahan April lalu. (foto: telegraph.co.uk)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Komite Palang Merah Internasional (ICRC) terlibat kesepakatan rahasia pertukaran tahanan untuk menjamin pembebasan siswi-siswi Nigeria yang diculik oleh Boko Haram.

Para pejabat dari sebuah organisasi di Jenewa telah mengadakan pertemuan antara Pemerintah Nigeria dan seorang pemimpin senior Boko Haram yang saat ini tengah ditahan di salah satu penjara kelas barat di negara tersebut.

Pihak ICRC juga telah mengunjungi sejumlah penjara untuk mengidentifikasi daftar enam belas komandan senior Boko Haram yang ingin dibebaskan melalui pertukaran tahanan tersebut. Kelompok Boko Haram ini diduga menawan lebih dari 220 siswi setelah siswi-siswi tersebut diculik dari kota utara-timur Chibok pertengahan April lalu.

Peran ICRC dalam pertemuan tersebut sebagai pihak yang memberikan konfirmasi resmi pertama bahwa Pemerintah Nigeria secara aktif terlibat dalam perbincangan dengan Boko Haram untuk membebaskan siswi-siswi yang ditawan. Goodluck Jonathan, Publik Presiden Nigeria menyatakan bahwa pemerintah tidak akan menyetujui negosiasi tersebut.

ICRC, yang menyerahkan kasus tersebut ke pihak yang berwenang, telah setuju bertindak sebagai pihak independen untuk memastikan bahwa kedua belah pihak saling menghormati perjanjian pertukaran tahanan tersebut.

Fred Eno, aktivis hak-hak sipil veteran Nigeria yang terlibat dalam pertemuan tersebut mengatakan, “Kami merasa negosiasi akan lebih baik jika didukung organisasi kemanusiaan internasional seperti ICRC, ada dua atau tiga orang ICRC. Dalam setiap pertemuan, pihak ICRC akan mendampingi pemerintah ke berbagai penjara untuk mengidentifikasi orang-orang Boko Haram yang ingin dibebaskan.

Negosiasi dimulai sekitar dua bulan lalu, ketika perwakilan dari ICRC bersama pejabat pemerintah dan perantara dari kelompok hak-hak sipil Nigeria, bertemu dengan pemimpin senior Boko Haram yang saat ini menjalani hukuman seumur hidup di penjara Kuje, dekat dengan ibu Kota Nigeria, Abuja.

Salah seorang informan mengatakan bahwa diskusi telah hampir mencapai kesepakatan dibuktikan dengan persiapan pengiriman delegasi ke Kota Yola, di utara-timur Nigeria untuk menjemput siswi-siswi yang ditawan. Namun, kesepakatan tersebut gagal ketika Boko Haram menolak melepaskan semua tawanan.

“Para pemberontak ingin melepaskan siswi sedikit demi sedikit, tetapi pemerintah menolak tawaran itu,” kata informan tersebut.

Sementara itu, Eno mengatakan bahwa enam belas tahanan yang diinginkan Boko Haram nama-namanya tidak terkenal di Nigeria meskipun masih termasuk tokoh senior dalam kelompok tersebut. Eno juga menambahkan bahwa salah satu alasan rusaknya perjanjian tersebut diakibatkan oleh beberapa kasus. ICRC dan pihak penjara tidak mampu mencocokkan nama-nama tahanan Boko Haram yang dipenjara di tempat tersebut.

Berita keterlibatan ICRC membawa angin segar bagi keluarga siswi-siswi yang ditawan. Sebelum ICRC terlibat, banyak anggota keluarga korban tawanan takut tidak akan bisa melihat anak-anak perempuannya lagi bahkan beberapa di antaranya meminta pemerintah mengumumkan secara resmi bahwa anak mereka telah mati sehingga mereka dapat melakukan pemakaman formal.

Para diplomat barat di Abuja mengatakan bahwa mereka meragukan apakah siswi-siswi tersebut akan dibebaskan karena tekanan kelompok Boko Haram merupakan kelompok yang brutal.

Seorang juru bicara ICRC di Jenewa menyangkal keterlibatan dalam kesepakatan bersama Boko Haram tersebut, tetapi ICRC bersedia membantu apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. ICRC mengungkapkan bahwa organisasinya merupakan organisasi yang netral. (telegraph.co.uk.)

Artikel tentang penculikan sisiwi Nigeria oleh kelompok teroris Boko Haram, dapat Anda baca di:

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home